MENGGUGAT SISTEM PENDIDIKAN
Perkembangan zaman telah banyak membawa hal-hal baru dan mempermudah kehidupan manusia, dulu kita mengenal telephone hanya bisa digunakan jika ada kabel yang menghubungkan namun kini muncul berbagai inovasi handphone dengan berbagai fitur fitur cangggihnya, demikian juga di dunia kedokteran, muncul berbagai penemuan obat dan alat guna menyembuhkan penyakit yang dihadapi oleh manusia, namun mari kita tengok dan renungkan bagaimna proses pendidikan, masih dengan asas ketidak adilan.
saat dokter profesional ia hanya mampu menghadapi satu pasien dalam waktu dan kesempatan yang sama, saat konsultan hanya mampu menangani client satu orang dalam waktu dan kesempatan yang sama, lihatlah guru ia dituntut untuk menghadapi 30 bahkan 40 siswa bersama-sama dalam satu kelas dengan latar belakang berbeda, masalah berbeda dan kemauan belajar yang berbeda. adilkan kita terhadap guru, lantas jangan heran jika hasil dari proses yang dilakukan jauh dari harapan, seharusnya sudah saatnya guru juga mendapat kesempatan yang sama sebagaimana dokter dan konsultan yang hanya menghadapi satu siswa dalam waktu dan kesempatan yang sama, karena memang masalah dan kemampuan anak didik kita yang berbeda-beda, namun mengapa guru masih diperlakukan demikian, apa jadinya jika guru harus memberi satu obat yang sama dalam ruangan rumah sakit dengan pasien yang mempunyai masalah atau penyakit berbeda.
mari ciptakan model pembelajaran dimana guru menghadapi murid satu per satu dan murid juga belajar sesuai hal yang diperlukan dan masalah yang dihadapinya,
jangan paksakan siswa atau murid kita belajar sesuatu yang ia tidak sukai,
jangan paksakan guru kita mengajar bidang yang ia tidak kuasai
jangan paksakan anak berada dalam ruangan yang ia tidak sukai.
jika sesuatu itu kita anggap penting dan anak kita wajib kuasai, maka berikan penjelasan
sebagaimana pasien yang tidak mau makan obat namun ia memerlukannya untuk sembuh.
salam revolusi pendidikan
satu guru satu siswa satu waktu satu ruang satu masalah satu metode satu penanganan.
saat dokter profesional ia hanya mampu menghadapi satu pasien dalam waktu dan kesempatan yang sama, saat konsultan hanya mampu menangani client satu orang dalam waktu dan kesempatan yang sama, lihatlah guru ia dituntut untuk menghadapi 30 bahkan 40 siswa bersama-sama dalam satu kelas dengan latar belakang berbeda, masalah berbeda dan kemauan belajar yang berbeda. adilkan kita terhadap guru, lantas jangan heran jika hasil dari proses yang dilakukan jauh dari harapan, seharusnya sudah saatnya guru juga mendapat kesempatan yang sama sebagaimana dokter dan konsultan yang hanya menghadapi satu siswa dalam waktu dan kesempatan yang sama, karena memang masalah dan kemampuan anak didik kita yang berbeda-beda, namun mengapa guru masih diperlakukan demikian, apa jadinya jika guru harus memberi satu obat yang sama dalam ruangan rumah sakit dengan pasien yang mempunyai masalah atau penyakit berbeda.
mari ciptakan model pembelajaran dimana guru menghadapi murid satu per satu dan murid juga belajar sesuai hal yang diperlukan dan masalah yang dihadapinya,
jangan paksakan siswa atau murid kita belajar sesuatu yang ia tidak sukai,
jangan paksakan guru kita mengajar bidang yang ia tidak kuasai
jangan paksakan anak berada dalam ruangan yang ia tidak sukai.
jika sesuatu itu kita anggap penting dan anak kita wajib kuasai, maka berikan penjelasan
sebagaimana pasien yang tidak mau makan obat namun ia memerlukannya untuk sembuh.
salam revolusi pendidikan
satu guru satu siswa satu waktu satu ruang satu masalah satu metode satu penanganan.
Post a Comment for "MENGGUGAT SISTEM PENDIDIKAN"